Friday, November 16, 2007

Menikmati Proses

Setiap kita yang masih mengalami yang namanya kehidupan, pasti tidak akan pernah jauh dengan yang namanya PROSES.
Dan ironisnya tidak semua orang suka dengan yang namanya proses, karena proses itu membuat kita kehilangan kenyamanan. Tapi kalau kita mau renungkan kenapa sih Tuhan ijinkan proses terjadi dalam hidup? Perenungan yang didapatkan pasti berbeda2, karena setiap kita memang berbeda :)
Tapi dari semuanya itu kenapa ada proses tujuannya cuman satu, supaya kita semua menjadi dewasa dan semakin disempurnakan didalam Kristus Yesus Tuhan kita.

Ilustrasi tentang wortel, telur dan Kopi
sudah menggambarkan mau jadi seperti apa kita…..?

Rhema yang aku dapatkan hari ini adalah, pada saat kita datang kehadapan Tuhan apa yang kita minta, pasangan kah? Kekayaan kah? Ketenaran kah? Atau kita minta pribadi Tuhan tinggal dalam hidup kita? Semua itu hanya diri kita sendiri yang bisa menjawab…….

Tapi satu yang Tuhan mau ingatkan buat kita, pada saat kita mau memiliki pribadi Tuhan Yesus, segalanya itu bisa kita dapatkan, bahkan badai apapun dapat kita hadapi dan kita pasti akan seperti ilustrasi kopi, dimana pada saat kita diproses kita akan mengeluarkan aroma yang sedap dan siap dinikmati oleh semua orang……!!!

“ Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian iman mu- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang di uji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-NYA”

1Petrus1:6-7

Read More...

Perumpamaan Wortel, Telur Dan Kopi

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya.
Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah.

Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.


Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur.
Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-panci tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir.Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata.

Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. Setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.
Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?"
"Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak.
Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya.
Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras.
Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"

Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah menghadapi 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.


Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak.
Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras.
Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.


"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya.
"Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?"

Bagaimana dengan kamu?
Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lunak dan kehilangan kekuatanmu."


"Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau pemecatan maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?."


"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."
"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga membaik."

Read More...
|
Quote of the Day